Bursa transfer untuk musim MotoGP 2026 diprediksi akan berjalan tenang setelah gelombang besar pergerakan pada musim sebelumnya. Sebagian besar kontrak pembalap bersifat jangka panjang, sehingga hanya sedikit pembalap yang kontraknya berakhir pada akhir musim ini, yaitu Johann Zarco, Luca Marini, Somkiat Chantra, Franco Morbidelli, dan Jack Miller.

Namun, ada satu pembalap dengan kontrak aktif yang dikabarkan mempertimbangkan perubahan tim: Pedro Acosta. Pembalap asal Murcia, yang dianggap sebagai talenta besar dunia balap motor, sedang menjalani musim keduanya di kelas premier bersama Red Bull KTM Factory Racing setelah debut bersama Red Bull GasGas Tech3. Meski baru empat seri balapan berlalu di bulan April, masalah keuangan KTM dan performa mengecewakan RC16 telah memicu spekulasi tentang masa depan Acosta.

Ada tiga opsi yang terlihat untuk Acosta, masing-masing dengan daya tarik tersendiri:

Opsi Romantis: Tetap di KTM

Secara default, Acosta akan tetap menjadi pembalap resmi KTM pada 2026. Impian utamanya adalah meraih sukses di kelas premier bersama pabrikan Austria ini. Alasannya sederhana: pada September 2020, Acosta nyaris kehilangan kesempatan debut di Moto3 setelah rencana awalnya dengan MT-Foundation dan Pruestel GP gagal. Saat itu, Aki Ajo, bos tim KTM, menyelamatkannya dengan merombak tim Moto3-nya, menggeser Raúl Fernández ke Moto2 untuk memberi tempat bagi Acosta.

Keputusan itu menjadi sejarah: Acosta menjadi juara dunia Moto3 sebagai rookie, juara Moto2 di tahun keduanya, dan debut di MotoGP pada usia 19 tahun, semuanya bersama KTM dan di bawah bimbingan Ajo. Acosta merasa berhutang budi kepada KTM, dan mimpinya adalah membalasnya dengan gelar juara dunia MotoGP. Namun, kadang impian masa muda tidak terwujud, memaksanya memilih antara bertahan atau mencari jalan baru.

Opsi Ekonomis: Honda

Honda menyadari kekecewaan Acosta yang semakin besar dan ingin memanfaatkannya. Menurut laporan Speedweek, Honda menawarkan kontrak tiga musim dengan bayaran 10 juta euro per musim—angka fantastis yang mencerminkan kebutuhan Honda akan bintang besar setelah kepergian Marc Márquez pada 2023. Setelah memperkuat sisi teknis dengan merekrut Romano Albesiano dan Aleix Espargaró untuk tim penguji, Honda kini membutuhkan pembalap kelas atas untuk memaksimalkan RC213V.

Meski RC213V menunjukkan kemajuan dan berada di posisi kedua klasemen konstruktor, mereka masih tertinggal jauh dari Ducati. Sulit membayangkan Acosta meninggalkan KTM, yang telah memberinya segalanya, untuk bergabung dengan tim yang belum menjamin kemenangan. Namun, sejarah sukses Honda dan tawaran finansial besar bisa menggoda Acosta, yang mungkin menunggu hingga 2027 untuk melihat perkembangan motor Jepang tersebut setelah kontraknya dengan KTM berakhir.

Opsi Epik: VR46 Ducati

Saat ini, satu-satunya cara untuk menjadi juara dunia MotoGP adalah mengendarai Ducati Desmosedici. Dominasi Ducati semakin lebar sejak memperkenalkan GP24, motor yang begitu sempurna hingga sulit diperbarui. Acosta merasakan sendiri kesulitan ini: tahun lalu ia hanya bersaing melawan tiga GP24, tetapi kini ada enam, membuatnya sering terjebak di posisi ketujuh atau berharap kesalahan pembalap di depan.

Meski Acosta ingin bertahan di KTM dan mengalahkan Ducati dari luar, opsi tercepat untuk meraih kemenangan adalah bergabung dengan Ducati. Untuk 2026, hanya satu kursi Ducati yang tersedia: milik Franco Morbidelli di tim VR46. Meski Morbidelli tampil baik musim ini, VR46 tahu bahwa duo pembalap mereka saat ini sulit meraih lebih dari sekadar podium. Acosta menjadi opsi yang sangat menggoda.

Valentino Rossi, pemilik tim VR46, memiliki hubungan baik dengan Acosta, yang sangat ingin bersaing secara setara dengan Marc Márquez dan pembalap top lainnya. Bayangkan betapa epiknya jika Acosta menjadi juara dunia dengan mengalahkan Márquez menggunakan motor tim Rossi—sebuah skenario yang sulit diabaikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *